Hari Pertama P5RA, MAN Kota Batu Undang Guru Tamu Pakar Kepenulisan dan Public Speaking

Selasa, 10
Juni 2025, pembelajaran Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan
Lil `Alamin mulai diselenggarakan di MAN Kota Batu. Pada hari pertama ini,
diadakan pembelajaran bersama dua orang guru tamu, Sutrisno Gustiraja Alfarizi
seorang penulis dan pemilik penerbit sertaTaufiq Misbun seorang penyiar RRI,
Master of Ceremony, dan Pengisi Suara. Kegiatan ini diikuti oleh siswa-siswi
kelas XI di Aula MAN Kota Batu.
Pada sesi
pertama, tema kepenulisan disajikan dengan menarik oleh Gusti. Dengan ringan
dan sederhana, Gusti memotivasi para siswa untuk menulis berdasarkan pengalaman
nyata yang dialami. Ia berkisah tentang awal mula menelurkan karya di masa SMA,
hingga ada 64 cerpen yang dimuat di media massa dan 4 buku saat ini. “Menulis
itu mudah. Nulis aja dulu. Urusan salah itu belakangan,” tuturnya.
Dalam
penjelasan selanjutnya, Gusti memberikan wawasan kepada para siswa tentang menulis
kisah perjalanan dan esai perjalanan yang mudah dan menyenangkan. Siswa
terlihat antusias karena Gusti menyajikan tidak hanya teori, namun juga
menghadirkan contoh riil sesuai pengalaman siswa. Dengan foto-foto siswa kelas
XI MAN Kota Batu yang baru saja mengunjungi tempat wisata Kawah Putih dan
Monumen Nasional, Gusti menuliskan kisah perjalanan bertajuk kunjungan sesuai
dengan foto tersebut. Selanjutnya, siswa diminta untuk praktik menulis kisah
perjalanan minimal 100 kata berdasarkan pengalaman mereka melaksanakan Studi
Kampus bulan lalu. Gusti juga melengkapi penjelasannya dengan tips-tips agar
kisah perjalanan menarik.
“Lalu,
bagaimana dengan esai perjalanan? Apa bedanya dengan Kisah Perjalanan?” tanya
gusti melanjutkan penjelasan. Ia menjelaskan bahwa jika kisah perjalanan
bersifat naratif, deskriptif, dan personal, esai perjalanan lebih bersifat
reflektif dan analitis. Berangkat dari pengalaman perjalanan, penulis esai
perjalanan bisa menuliskan pemikiran, opini, ataupun renungan berdasarkan
pengalaman tersebut. Bisa juga mengangkat tema besar seperti identitas, budaya,
politik, ekologi, spiritualitas, dan lain-lain yang ada hubunganya dengan
tempat-tempat yang dikunjungi.
Sesi kedua
dilanjutkan dengan tema public speaking. Taufiq Misbun membuka materi dengan
suara khas Master of Ceremony professional. “Di era teknologi yang didominasi
oleh AI saat ini, public speaking dan voice over yang humanis tetap tidak
tergantikan oleh AI,” ungkapnya mengawali sesi. Berbagai teori public speaking disajikan
dengan penuh semangat. Selain public speaking, Taufiq juga menjelaskan beberapa
Teknik voice over. Menurut Taufiq, yang
terpenting dari public speaking adalah mental. Dalam rangka melatih mental
siswa, Taufiq memberikan kesempatan untuk berlatih public speaking. Di antara
siswa yang tampil di depan audience salah satunya adalah Dani Dikta kelas XI-K.
Dani mengaku lebih percaya diri setelah tampil di depan umum.
Permasalahan
yang sering dialami para siswa adalah grogi dan kagok ketika sedang berbicara
di muka umum. Taufiq menjelaskan bahwa
hal ini biasa terjadi, namun bisa di atasi dengan banyak berlatih. Dengan jam
terbang yang tinggi dan latihan yang banyak tentunya masalah ini bisa diatasi.
Selain itu, Sinta XI-I menambahkan sebagai siswa yang sering mejadi MC di acara
sekolah, tips untuk mengatasi grogi adalah Tarik nafas dan bercanda dengan
partner MCnya.